Dari Anas r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Tidaklah seseorang pemuda itu memuliakan seseorang tua kerana usianya, melainkan Allah akan mengira-ngirakan untuknya orang yang akan memuliakannya nanti, jikalau ia telah berusia tua -maksudnya setelah tuanya pasti akan dimuliakan anak-anak yang lebih muda daripadanya."
Kisah Saidina Ali R.A dengan seorang tua Yahudi…..
Pada ketika itu Sayyidina Ali r.a., sedang tergesa-gesa berangkat shalat shubuh berjamaah bersama Rasulullah Saw. Namun dalam ketergesaannya itu, di depan Sayyidina Ali r.a., ada seorang tua dengan tongkat berjalan dengan tertatih-tatih. Di tangannya memegang lentera untuk menerangi jalannya.
Sayyidina Ali r.a., tidak lantas mendahului orang tua itu, melainkan ia berjalan di belakangnya. Karuan saja sayyidina Ali terlambat datang berjamaah di masjid. Sayangnya, ternyata lelaki tua itu tidak ikut masuk ke masjid untuk shalat shubuh, karena lelaki tua itu ternyata adalah seorang Yahudi.
Ketika masuk masjid, Sayyidina Ali r.a., menjumpai Rasulullah sedang rukuk. Memang waktu itu Rasulullah Saw memanjangkan rukuknya sehingga Sayyidina Ali r.a., dapat shalat shubuh berjamaah bersama dengan Rasulullah Saw menjadi makmum.
Seusai melaksanakan shalat, Sayyidina Ali bertanya kepada Rasulullah Saw, kenapa Rasulullah memanjangkan rukuknya dan itu belum pernah dijumpai oleh Sayyidina Ali r.a., sebelumnya.
Rasulullah Saw menjawab, bahwa ketika ia rukuk, sebelum kepalanya tegak, malaikat Jibril menekan punggungnya sampai lama. Setelah lama menekan punggung Rasulullah, Rasulullah baru bisa mengangkat kepalanya membaca iktidal.
Mendengar itu, Sayyidina Ali r.a., menceritakan peristiwa yang baru saja dialami ketika hendak berangkat ke masjid untuk melaksanakan shalat shubuh berjamaah. Rupanya Allah SwT memberikan isyarat kepada Rasulullah Saw agar Sayyidina Ali dapat ikut berjamaah.
Dalam riwayat lain yang sangat mengagumkan adalah bahwa malaikat Mikail diperintahkan untuk memperlambat laju matahari hanya agar Sayyidina Ali dapat ikut shalat berjamaah bersama Rasulullah Saw.
Begitulah seorang sahabat, menantu, salah satu Khalifah umat Islam dan orang yang termasuk ahli surga sesuai dengan janji Rasulullah Saw, menghormati orang yang lebih tua, meskipun orang tua itu beragama Yahudi, bukan beragama Islam.
Maka, di sinilah letak indahnya agama Islam jika dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari..
No comments:
Post a Comment